Laman

Rabu, 16 November 2011

Untukmu dari aku di ruang sempit di salah satu pojok hatimu

Hei kamu yang memukau aku, kamu yang hanya dapat aku pandang tanpa sapa, kamu yang setiap malamnya ciptakan ribuan tanya. 
Dalam setiap cakap, dalam setiap ucap, dalam setiap tanggap selalu ciptakan getar menyelindap. 
Sebuah instrument, nada, dan lirik yang tercipta selalu saja menuai ironi, alegori, personifikasi... 
Ingin rasanya menyeduh retorika dengan sedikit persuasi dalam cawan rindu di setiap paginya.. 
Tapi,, 
lihatlah daun kering yang jatuh tersia, lihatlah sepah pada tebu yang terbuang, lihatlah titik embun di ujung ilalang, semua cukup hanya dengan satu kata: lupakan! 
Terlalu jauh langkahku, terlalu banyak kisahku, terlalu indah pandanganku, di tempat ini, di ruang sempit di salah satu pojok hatimu.. 
Aku pernah berlari kencang mengelilingi lapangan sepak bola dengan mata tertutup di bawah hujan lebat. Akibatnya aq harus meringkuk d ruangan serba putih yang sangat aku benci. Tapi sudah lah, lupakan saja.. 
Kamu yang memaut hatiku, kamu oaseku,dan kamu pun fatamorganaku.. 
Kelak jika musim berganti akan aku tanam edelweis di pojok lain di hatimu. 
Oght,,kau tenang saja,,tidak akan aku habiskan, masih ada banyak pojok2 dan sudut2 lain di hatimu, kamu masih bisa mengisinya dengan yang lain yang mungkin kelak akan menginvansi wilayahku.. 
Untukmu dari aku di ruang sempit di salah satu pojok hatimu: aku ingin jadi Meranti atau Mahoni.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar