Laman

Senin, 14 November 2011

Rasakan jiwaku (feel my soul)

Meramu kebimbangan dan kegelisahan kemudian memanggangnya di atas bara keputusasaan..
Tubuhku telah beku, jiwakupun telah kaku..
Dalam hitungan waktu
Satu persatu
Semua menjelma menjadi racun dalam diri aku..
Jika mungkin asa itu lebih indah..
Jika mungkin cinta itu lebih mewah..
Jika mungkin asa dan cinta itu menyatu menjadi satu jiwa yang padu..

Lalu

Bagaimana dengan hilir dan hulu???
Bagaimana dengan angin dan perahu???
Bagaimana dengan laron dan lampu???
Bagaimana dengan aku dan kamu???

Hilir bisa saja mengirimkan buah kelapa agar hanyut dan kemudian tumbuh di Hulu,
Angin bisa saja menciptakan riak-riak kecil membantu kayuhan perahu,
Meski akan kehilangan sayap, itu artinya laron akan menemukan hidupnya yang baru dengan menjadi serangga saat mendekati cahaya lampu,
Namun aku???? Kamu???
Mampukah aku berjalan seiring denganmu???
Dapatkah aku makan semeja bersamamu???
Bisakah aku memakai melati dan bersanding di sisimu???

Terlalu lebar jurang itu jika harus aku lompati..
Terlalu luas laut itu jika harus aku sebrangi..
Terlalu jauh aku dan kamu berbeda..

 Bukan aku tidak berani menentang badai..
Tapi Bahteraku,,
Terentang sebuah layar di sana,,
Tedapat sebuah kemudi di sana,,
Dan bukan aku..

Aku hanya makhluk lemah yang biasa mereka sebut Pecundang.

Tanpa suara, tanpa daya apa-apa
Hati ini ingin merindu, hasrat ini ingin menyatu.

Dalam dunia tanpa upaya
Adakah kau merasakan apa yang aku rasakan?
Adakah rasa menggebu ingin bertemu?

Sejenak saja, biarkan ruang dan waktu mempertemukan kita.
Sebentar saja, biarkan aliran darahku berhenti karena merasakan cinta.

Setelah itu aku pastikan semua akan kembali DIAM..
 dan HILANG..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar