Air…
dimana-mana Air..itulah kesan pertama saat kita menginjakkan kaki di Parit Enam
kecamatan Nipah panjang kabupaten Tanjung Jabung Timur. Rumah-rumah pun berdiri
di atas air. Bukan karena tidak ada daratan, tapi memang Parit Enam ini adalah
daerah rawa-rawa. Sebagian besar panduduknya menggantungkan hidupnya pada
perahu dan jala, namun ada juga yang bertani dan berdagang.
Awalnya
Parit Enam dihuni oleh warga Melayu Timur, namun sejak tahun 1988 mulailah
berdatangan masyarakat dari daerah lain memenuhi Parit Enam bahkan hampir saja
menggusur warga pribumi. Hingga kini mayoritas warga Parit Enam adalah warga
Bugis dan Jawa. Bahkan tidak banyak yang tahu bahwa di Parit Enam masih
terdapat warga pribumi, yaitu masyarakat melayu Timur. Saat ini warga melayu
timur menempati wilayah depan atau pinggiran sungai. Satu yang unik dari
masyarakat melayu timur adalah bahasanya. Jika biasanya kita mendengar orang
melayu jambi bicara dengan mengubah vocal a
menjadi o pada akhir kata, maka jika Melayu Timur
menggunakan vocal e seperti “kite
tak ade duit untuk pegi ke Jambi” atau “kate
pak Amat, die nak besanding isok”, dan sebagainya.
Hal
unik inilah yang memancing saya untuk meneliti lebih jauh tentang bahasa Melayu
Timur di Parit Enam ini dan menuliskannya sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana (Skripsi) pada Program studi bahasa dan Sastra Indonesia FKIP
Universitas jambi.
Tentu
belum semua bagiannya yang akan saya teliti. Pada kesempatan ini saya akan
meneliti Modalitas Epistemiknya. Modalitas Epistemik adalah sikap pembicara
yang besifat subjektif yang menyatakan kesanksian, kepastian, dan kewajiban.
Bagaimana bentuknya dan makna apa saja yang ditimbulkan dengan penggunaan
modalitas tersebut.
Dan
tentu saja skripsi saya akan saya persembahkan untuk keluarga dan para sahabat saya
tercinta yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Teristimewa untuk nenek dan
adik2 saya yang tiada henti memotivasi saya, juga satu orang spesial Irfan
setiawan yang selalu sempat memberi senyum di sela kesibukannya.
Demikian
pengantar ini, semoga mendapat perhatian dari semua pihak. Diharapkan bantuan
dan partisipasinya dalam pelestarian bahasa daerah. Khususnya tentang modalitas
epistemik Melayu Timur di Pari Enam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar